Saungwriter’s Post

View organization page for Saungwriter, graphic

361 followers

Seri POV #seocontentwriter Episode 1 Kalau kalian penulis SEO, mungkin kalian relate.

View profile for Maria Palis, graphic

Copywriter, content writer, journalist

Duel Digital: Content Writer vs AI Kemunculan Artificial Intelligence (AI) akhir-akhir ini telah menjadi sumber kekhawatiran bagi para profesional kreatif. Sebagai seorang penulis konten di Saungwriter, saya sendiri juga merasa agak was-was mengenai hal ini.  Kemampuan  AI dalam memproduksi banyak artikel dalam hitungan detik dinilai mampu menggeser peran content writer yang notabenenya membutuhkan waktu lebih lama dalam membuat konten. Namun jika kita telaah lebih dalam perlukah kekhawatiran ini sebenarnya?  Memang benar jika produksi konten menggunakan AI lebih cepat, namun hal ini tidak berarti bahwa AI lebih unggul. Meskipun AI dapat membuat banyak konten dengan lebih cepat, AI mungkin tidak mampu menandingi kreativitas, pemikiran komplek, serta emosi yang manusia miliki.  Kreativitas Walaupun AI dapat menciptakan karya-karya kreatif, kelebihan seorang content writer terletak pada karya kreatif yang penuh inovasi dan keunikan. Content writer memiliki keleluasaan untuk mengintegrasikan tren yang tengah berkembang di masyarakat. Content writer dapat meningkatkan tingkat kreativitas karyanya dengan menghubungkan dan membuatnya relevan dengan situasi pembaca saat itu. Seperti yang tertuang dalam jurnal Humans versus AI, “Satu-satunya nilai ekonomi dari otak yang tersisa (dari mesin berpikir baru) adalah pemikiran kreatif yang dimilikinya.” - J. P. Guilford Berpikir Kritis Di era informasi yang berlimpah, content writer dapat memilih informasi yang paling relevan dan signifikan untuk disertakan dalam kontennya. Nah, kemampuan berpikir kritis membantu dalam proses pengambilan keputusan ini. Kemampuan ini memungkinkan content writer untuk melakukan analisis mendalam terhadap informasi. Tidak hanya itu, keahlian berpikir kritis yang dimiliki juga ikut berperan dalam menyusun argumen secara logis, mengevaluasi data, dan menyajikan informasi dengan cara yang padu.  Emosi  Menulis bukan sekedar merangkai kata, namun tentang mengomunikasikan emosi, ide, dan perspektif kepada pembaca. Di sinilah emosi memiliki peran cukup penting di pembuatan konten. Dengan emosi, kita mampu membuat konten yang lebih menggugah pembaca.  Pengalaman emosi dan kepekaan emosional merupakan elemen khas manusiawi yang sulit direplikasi oleh AI. Meskipun AI bisa diprogram untuk memberikan tanggapan yang terlihat emosional, respons tersebut cenderung bersifat simulatif. Secara garis besar, kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan emosi, menjadi keunggulan content writer yang sulit disaingi oleh AI. Dengan kemampuan ini, content writer dapat menciptakan sesuatu yang benar-benar baru dan sesuai kebutuhan pembaca. Daripada memandang AI sebagai lawan, content writer sebenarnya bisa memanfaatkan teknologi ini sebagai kawan. AI dan content writer dapat bersinergi untuk mencapai hasil terbaik dalam pembuatan konten.

  • No alternative text description for this image

To view or add a comment, sign in

Explore topics