Moh. Suaib Mappasila
Staf Ahli Komisi III DPR RI / Konsultan

Sekjen IKAFE (Ikatan Alumni Fak. Ekonomi dan Bisnis) Universitas Hasanuddin. Pemerhati masalah ekonomi, sosial dan hukum.

Menebak Skenario Pasca-Mundurnya Airlangga dari Ketum Golkar

Kompas.com - 13/08/2024, 11:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MUNDURNYA Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Partai Golkar mengundang perhatian besar di kalangan politisi, pengamat, dan publik Indonesia.

Keputusan ini tidak hanya mengejutkan karena posisi Airlangga yang sangat strategis, tetapi juga karena timing-nya yang datang pada saat krusial bagi Golkar.

Airlangga telah memimpin partai ini melewati berbagai tantangan, termasuk Pemilu 2024, di mana Golkar berhasil mempertahankan posisinya sebagai salah satu partai besar, meski tak lagi dominan seperti era sebelumnya.

Namun, di balik keberhasilan tersebut, ada tanda-tanda ketegangan dan ketidakpuasan di dalam partai yang mungkin menjadi faktor pendorong keputusan dramatis ini.

Pertanyaan utama yang muncul pascamundurnya Airlangga adalah siapa yang akan mengambil alih kepemimpinan Golkar dan bagaimana nasib partai ini ke depannya?

Ada beberapa skenario yang mungkin terjadi, masing-masing membawa dampak yang berbeda bagi masa depan Golkar dan konstelasi politik Indonesia secara keseluruhan.

Skenario pertama

Dalam sejarah panjang Golkar, partai ini dikenal memiliki kemampuan menghasilkan pemimpin-pemimpin baru yang mampu membawa partai ke arah lebih baik.

Airlangga muncul sebagai pemimpin setelah terjadi krisis internal pascamundurnya Setya Novanto. Saat itu, Airlangga berhasil menenangkan ketegangan internal dan membawa Golkar kembali ke jalurnya.

Kini, dengan mundurnya Airlangga, muncul pertanyaan siapa yang akan menjadi tokoh baru yang dapat melakukan hal serupa.

Ada beberapa nama yang beredar di kalangan internal Golkar. Sebut saja Bahlil Lahaladia, Menteri Investasi, dan Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian yang juga memiliki latar belakang kuat di partai.

Selain itu, ada pula nama-nama seperti Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat yang kini juga menjadi salah satu kader Golkar.

Ridwan Kamil memiliki popularitas cukup tinggi di kalangan pemilih muda dan dianggap sebagai sosok yang dapat membawa angin segar bagi partai.

Kemunculan tokoh baru yang kuat ini dapat membawa Golkar ke arah lebih progresif, terutama dalam menghadapi tantangan politik ke depan, seperti Pemilu 2029.

Namun, munculnya tokoh baru ini juga memiliki tantangan tersendiri. Pertama, tokoh tersebut harus mampu mengonsolidasikan berbagai faksi di dalam partai yang memiliki kepentingan berbeda-beda.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ketua HWDI Titipkan Harapkan Pemenuhan Hak Disabilitas ke Paslon Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie

Ketua HWDI Titipkan Harapkan Pemenuhan Hak Disabilitas ke Paslon Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie

Nasional
Kesan Menteri Usai Retret di Akmil: AHY Nostalgia, Cak Imin Merasa Sehat

Kesan Menteri Usai Retret di Akmil: AHY Nostalgia, Cak Imin Merasa Sehat

Nasional
Cerita Otto Hasibuan Ikut Retret 3 Hari: Tidur 2-3 Jam, Dibangunkan Pakai Sirine

Cerita Otto Hasibuan Ikut Retret 3 Hari: Tidur 2-3 Jam, Dibangunkan Pakai Sirine

Nasional
Pukat UGM Dorong Kejaksaan Agung Bongkar Jaringan Mafia Hukum Zarof Ricar

Pukat UGM Dorong Kejaksaan Agung Bongkar Jaringan Mafia Hukum Zarof Ricar

Nasional
Kembali Gelar Bakti Sosial dan Donor Darah, Fahira Idris: Ikhtiar Menumbuhkan Kolaborasi dan Solidaritas

Kembali Gelar Bakti Sosial dan Donor Darah, Fahira Idris: Ikhtiar Menumbuhkan Kolaborasi dan Solidaritas

Nasional
Mensesneg Sebut Prabowo Minta Basuki Jadi Kepala OIKN Lagi

Mensesneg Sebut Prabowo Minta Basuki Jadi Kepala OIKN Lagi

Nasional
Indonesia Ingin Gabung BRICS Plus, Pengamat: Bagus Juga, agar Tak Didominasi OECD

Indonesia Ingin Gabung BRICS Plus, Pengamat: Bagus Juga, agar Tak Didominasi OECD

Nasional
Temuan Rp 1 Triliiun di Rumah Eks Pejabat MA, Pengamat: Bobroknya Dunia Peradilan, Sangat Gila

Temuan Rp 1 Triliiun di Rumah Eks Pejabat MA, Pengamat: Bobroknya Dunia Peradilan, Sangat Gila

Nasional
Survei Indikator: Mengendalikan Harga Kebutuhan Pokok Jadi Masalah Paling Mendesak bagi Prabowo-Gibran

Survei Indikator: Mengendalikan Harga Kebutuhan Pokok Jadi Masalah Paling Mendesak bagi Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Ikuti Retret Kabinet Merah Putih, Gibran Tinjau Pasar Gotong Royong Magelang

Usai Ikuti Retret Kabinet Merah Putih, Gibran Tinjau Pasar Gotong Royong Magelang

Nasional
Survei Indikator: Tingkat Kepercayaan Publik ke Presiden 86 Persen

Survei Indikator: Tingkat Kepercayaan Publik ke Presiden 86 Persen

Nasional
Survei Indikator: Mayoritas Responden Percaya Menu Program Makan Bergizi Gratis Penuhi Kecukupan Gizi

Survei Indikator: Mayoritas Responden Percaya Menu Program Makan Bergizi Gratis Penuhi Kecukupan Gizi

Nasional
Survei Indikator: 77,6 Persen Responden Dukung Program Makan Bergizi Gratis

Survei Indikator: 77,6 Persen Responden Dukung Program Makan Bergizi Gratis

Nasional
Survei Indikator Politik: 85,3 Persen Responden Yakin Prabowo Mampu Pimpin Indonesia 5 Tahun ke Depan

Survei Indikator Politik: 85,3 Persen Responden Yakin Prabowo Mampu Pimpin Indonesia 5 Tahun ke Depan

Nasional
Kejagung Sebut Ronald Tannur Belum Tersangka, Bakal Dipanggil Jadi Saksi

Kejagung Sebut Ronald Tannur Belum Tersangka, Bakal Dipanggil Jadi Saksi

Nasional
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
  翻译: